Meskipun saya belum berkeluarga. Tapi saya juga mencari wacana tentang ini. Agar bisa belajar dari kegagalan-kegagalan keluarga. Masih terngiang tausiyah pada kultum di bulan ramadhan lalu. Tanggal 25 September 2008 di masjid Nurul Hidayah ~ Tanah Kusir. Tapi maaf saya tidak mencatat nama ustadnya karena terlalu cepat penyampaiannya dan saya pun ketinggalan. Jika kita senantiasa mengingat Alloh, ingin beradu mulut pun dengan suara yang lembut. Karena jika kita kotori mulut yang biasa berdzikir dengan kata-kata kotor. Sungguh sayang sekali kan. Mensyukuri tiap nafas yang bisa kita hembuskan setiap hari. Mensyukuri bahwa kita kermasuk umat muslim yang nantinya akan di bela Rasullullah di Yaumul Kiyamah. Tapi kita sebagai manusia biasa yang kadangkala lupa mensyukuri nikmatNYA. Masih mengeluh dengan kehidupan saat ini. Mari beristighfar karena ketidakpandaian kita bersyukur. Tentu saja ini menjadi poin penting dalam rumah tangga. Karena suami & istri yang menunjang keislaman pasti mau menyisihkan waktunya untuk kemashlahatan umat islam. |
Post a Comment