Monday, July 9, 2007
IKHLAS
1. Ikhlas Kepada Allah


Ikhlas kepada Allah,berarti ridho/rela menerima segala ketentuan-Nya. Ikhlas dan ridho menerima segala ajaran Allah yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw, yang berupa perintah dan larangan-Nya. Maksud penulis disini, berarti senang dan tidak merasa keberatan dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya (seperti melaksanakan sholat 5 waktu, ibadah puasa, dilarang berbuat maksiat dsb.)
Dan dalam melaksanakannya, semata-mata ikhlas karena Allah, tanpa pamrih.
Tujuan amal ibadah yang dilakukan hanyasatu, yaaitu bagaimana supaya apa yang dilakukan diterima oleh Allah SWT, sehingga akhirnya sampai bias merasakan buah dari keikhlasan yang berupa ketentraman jiwa dan ketenangan batin, sehingga hidupakan jauh lebih indah dan bahagia।

2 Dalam Menghadapi Masalah Hidup

Mungkin terkadang kita sering kali merasakan betapa sulitnya menjadi hamba yang ikhlas, betapapun kita telah berusaha. Sebenarnya yang membuat sulit itu adalahkarena kita tidak siap menerima kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan keinginan, hingga akhirnya dilanda rasa kecewa.
Coba kita renungkan, kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan keinginan itu, bukankah sudah terjadi dan menimpa kita? Jadi, kita suka atau tidak suka,ralaatau tiak rela, mau atau tidak mau, tidak ada pilihan lain,tatap harus menjalaninya. Jadi lebih baik terima dengan ikhlas, karena di dunia ini kita pasti akan selalu menemukan kenyataan yang tidak bias dihindari,yaitu selamanya kita akan menemukan perkara2 yang tidak mungkin kita rubah, tetapi kita hanya dapat berinteraksi bersamanya dengan sabar dan penuh keimanan.

3. Ikhlas Terhadap Pandangan ओरंग

Mungkin ada dari kita yang terkadang masih sangat terganggu dengan pandangan orang yang terhadap kita, yang akhirnya tidaksedikit dari kita yang selama hiupnya jadi sangat mencemaskan/mengkhawatirkan pandangan orang, kekhawatiran kita misalnya: nanati apa kata orang kalau…. Atau, wah, kalau sampai teman kantor/tetangga tahu masalahini, saya malu dan sebagainya, hingga kita jadi sangat disibukkan dengan hanya memikirkan penilaian orang terhadap kita, hingga akhirnya kita pun jadi tidak bisa merasakan ketentraman yang sesungguhnya dalam hidup.
Bagi kita yang mempunyai masalah seperti tersebut diatas, cobalah kita belajar untuk tidak memperdulikan pandangan orang terhadap kita, dengan perasaan puas terhadap pandangan Allah kepada kita. Karena sesungguhnya, bila pandangan Allah baik terhadap kita, maka baik juga pandangan makhluk kepada kita.
Inilah yang dimaksud penulis pada awal bahasan tentang cara mencapai ma’rifatullah, yaitu tidak peduli pada makhluk, mereka suka atau benci।karena kita tidak akan bisa menjadihamba Allah yang ikhlas dan mencapai hakikat keikhlasan yang sesungguhnya, sampai kita bisa menghilangkan pandangan orang dari pikiran kita.

4. Memperbaiki Amal Ibadah Dengan Ikhlas

Pembaca tercinta,bila kitatelah melakukan suatu amal kebaikan, jagalah amal kebaikan kita itu dari segala sesuatu yang merusaknya, cegahlah hawa nafsu dari kesenangan menghapuskannya. Bersihkanlah amal kebaikan kita dari sifat riya, baik yang jelas maupun yang terselubung. Karena sesungguhnya kita mampu melakukan suatu amal kebaikan atau amal ibadah itu semata-mata karena rahmat karunia Allah.
Pahamilah dan terpkanlah pengertian Laa haula wala quwwata illa billahi, tiada daya untuk mengelakkan dan tiada daya kekuatan untuk berbuat apapun kecuali dengan pertolongan Allah. Karena memangsemua langsung dari Allah, dengan pertolongan Allah, atas ijin Allah.
Karena Allah-lah yang memberi hidayat dan taufiq. Karena itu perbaikilah amal perbuatan kita dengan ikhlas dan perbaikilah keikhlasan kita dengan perasaan tidak ada kekuatan sendiri, sedang semua yang dilakukan semata-matakarena bantuan pertolongan Allah SWT.

5. Ikhlas Menerima Takdir Allah
Takdir Allah yang tidak sesuai dengan keinginan kita yang terkadang kita rasakan pahit, sebagai berikut:

Biar saja takdir berjalan sebagaimana maunya Allah, yang penting adalah kita kerjakan saja perintah2 yang membuat takdir itu.
Biar saja Allah memutuskankehendak-Nya (karena ini hakprerogatif Allah) yang penting tugas kita utnuk mengabdi kepada-Nya tetap kita jalankan.
Percuma kitaberpikir secara mendalam mengenai takdir, karenaseberat apapun kita berpikir,tetap saja ujung-ujungnya kita harus menjalankan ketentuan-Nya.
Bukan persoalan takdir Allah yang perlu dipikirkan, karena itu suah terjadi tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana agar kita bisa tetap taat pada-Nya ketika menerima takdir-Nya yang kita rasakan pahit itu.

Labels:

posted by Unknown @ 1:14 AM  
0 Comments:

Post a Comment

<< Home
 
About Me


Name: Unknown
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Let's Chat With Me
Mimin Wahyuni
ShoutMix chat widget
Links
Template by
Blogger Templates