Monday, July 9, 2007 |
TAWAKKAL |
Bicara tentang tawakkal berarti berbicaratentangkepercayan, demikianlah kiranya hakekat yang dapat diambil dari kata tawakkal, karena dalam bahasa arab kata tawakkal (tawakkal dalam bahasaarabnya) ialah wikalah, yang bermakna mewakilkan, menyandarkan, menyerahkan, atau mempercayakan, sesuatu kepada pihak lain। Arti kata tersebut di atas menyiratkan adanya kepercayaan yang mendalam yang berujung pada kepasrahan, dengan kata lain seorang akan memasrahkan urusannya kepada pihak lain, karena benar-benar percaya.
दलमranah ibadah, kepercayaan itu terletak kepada Allah SWT selaku zat Yang Maha Kuasa। Kepada-Nyalah kita memasrahkan segala perkara, begitulah kiranyamakna tawakal yang diusung kaum sufi, bahwa tawakkal ialah sikap ruhani yang pasrah kepada Allah sebagai berikut: Mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Orang yang tawakkal tidak akan merasakan kecuali rasa aman disaat orang lain merasa takut, rasa tenang disaat orang lain merasa bimbang, rasa yakin disaat orang lain merasa ragu, keteguhan hati disaat orang lain mersa goyah,penuhharapan disaat orang lain berputus asa dan ia akan merasa ridho disaat orang lain tidak bisa menerima. Kekuatan yang dirasakan orang lain bertawakkal kepada Allah ialah disaat mengalami ujian/bala/musibah yang paling berat sekalipun, hati akan tetap tegar karena yakin sepenuh hati bahwa semua yang terjadi sudah ditetapkan Allah dan ia berada dalam ketentuan hukum Allah. Sikap ridho yang membuat hati menjadi lapang, ridho dengan segala yang diperbuat Allah। Orang yang tawakkal kepada Allah, mengetahui betul bahwa kekuasaan itu seluruhnya adalah milik Allah, dan menyadari betul bahwa Allah bebas berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya dan memutuskan apa saja yang diininkan-Nya. Allah bebas memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mencabut kekuasaan dari siapa saja yang dikehenakinya. Berhak memberikan kekayaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengambil kembali kekayaan dari siapa yang dikehendaki-Nya.Menyadari sepenuh hati, bahwa Allah bebas memuliakan derajat siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa saja yang dikehendaki-Nya, hati tetap ridho menerima segala ketentuan takdir-Nya.
Baik sangka/berpikir positif. Dalam menghadapi musibah, orang yang tawakkal akan selalu berbaik sangka karenayakin bahwa Allah Maha Penyayang dan yakin sepenuh hati bahwa Allah tidaklah mungkin menganiaya hamba-Nya, serta menyadari bahwa sakit atau pedih yang dirasakan itu adalahsemata-matatangga untuk menuju bahagia. Orang yang tawakkal akan menyadari bahwa bala musibahyang menimpa adalah tanda sinta Allah sebagai penghapus dosa dan sebagai peringatan agar ia segera melakukan intropeksi diri.
Orang yang bertawkkal kepada Allah tidak akan pernah terbersit dalam hatinya rasa hilang harapan dan putus asa. Karena Al Qur’an telah mengajarkan kepadanya bahwa putus asa adalah pengikut kekufuran. Sebagaimana dalam firman Allah SWT. “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.”(Q.S. Al Hijr:56)
Serta perhatikan juga firman Allah dalam surat Yusuf: 87 yang berbunyi: “….jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
Orang yang berhasil dalam tawakkal berserah diri kepada Allah, tidak akan merasa was-was, khawatir atau kecewa. Yang ada hanyalah ucapan dengan penuhrasa syukur “Alhamdulillah” atau ucapan dengan penuh rasa ikhlas ”Innalillahi wa innailaihi rojiun”.
Perhatikanlah sabda Nabi Ibrahim as. “Salah satu sebab aku menjadi kekasih Allah adalah karena aku tidak pernah merisaukan sesuatu yang telah ditanggung oleh Allah.” “Katakanlah sekali-sekali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal”.(At-Taubah:51) Tawakkal memiliki tiga derajat: Tawakkal, pasrah dan menyerahkan diri. Orang yang tawakkal akan merasa tenang karena yakin janji Allah pasati benar. Orang yang pasrah akan merasa cukup karena yakin Allah Maha Mengetahui. Orang yang menyerahkan diri akan bersikap ridho karena yakin Allah Maha Bijaksana. Seorang hamba yang benar-benar tawakkal adalah yang benar-benar menyerahkan diri pada Allah sehingga ia tidak akan merindukan segi apapunari dunia dan tidak akan terkejut atau gelisah karena kehilangan dunia, karena orang yang tawakkal dan menyerahkan diri pada Allah dapat melihat Allah sebelum, selama dan sesudah kejadian.Labels: Dewi Yana (Kiat2 Ikhlas) |
posted by Unknown @ 1:22 AM |
|
|
Post a Comment